KUMPULAN PUISI-PUISI
|
KARYA 8G
|
DAFTAR ISI
A
ALAM (Agi Alia P)
B
BERITA MALAM (Dhea Mellyana)
BENTANGAN HITAM LEGAM (Hasna Fatin A)
BINTANG PALING TERANG (Hasna Fatin A)
BUMIKU (Novi Umami)
BUNGA MELATI (afrisnaini Hanna K)
D
DERITA BURUNG (Samsu Badriawan)
DEWI MALAM (Hanifah Nurrahmawati)
DIBAWAH REMBULAN (Rizka Febriani F)
H
HATI (Amelisa Sekar L)
HUJAN (Annis Nurcasanah)
HUJAN (Nuraini Shinta D)
HUTAN (Roihanna Kartika Z)
HUTAN ( Evan R T)
I
INDAHNYA DUNIA (Yanuari Fitrianingsih)
INDAHNYA MALAM (Asy Shifa Wijayanty)
K
KABAR PAGI (Hani Zulfihar)
KUASA YANG KUASA (Almira Danumaya)
KUSAMBUT MENTARI PAGI (Febrian Anandika)
M
MALAM YANG KELAM (Cicilia Annisatul M)
MANUSIA LAUT (Ikwana Urfan S)
MENANTI (Irma Herawati)
N
NAMANYA HUJAN (Mashita Inayah R)
P
PARU-PARU DUNIA (Anisa Puspa D)
PAGI (Isabella Megananda M)
PUISI ALAM (Fransica Pintaku UC)
S
SABDA ALAM (Krismia Rohmanurfitria)
SALJU BERSAMAMU (Aisyah Luthfia F)
SENDU (Novi Umami)
SUASANA ALAMKU (Aidha Hanun S)
SUNGAI (Indah Pitaloca S)
HAPPY
READING^^
BERITA MALAM
(Dhea Mellyana)
Kabut hitam membalut langit malam
yang kelam
Kabut hitam menerkam seisi langit
malam
Rembulan merenung memandang awan
mendung
Sinar dewimu tak menghiasi jagad raya
Rasa yang sendu merindu merayu
Hitam memang menang menyerang terang
Bintang sembunyi sunyi sendiri
Tak berpawang tak berteman
Hempas angin mengibas cakrawala
Biorama irama malam penuh tanya
HUTAN
(Roihana Kartika Z)
Hutan..
Selalu memberikan kesejukan
Disetiap keteduhan
Ketenangan disetiap kedamaian
Terdapat perjalanan disetiap
petualangan
Dan kehidupan bagi penghuni hutan
Terpandang luas dan menawan
Segar sejuk sendu
Seolah terangkum jadi satu
Bak sebuah kalbu
Yang indah dan menyeru
Paru dunia panggilnya
Meluas keseluruh penjuru sudut desa
Bagai surga para dewa
Nan elok rupanya
Jika tak tersentuh manusia
Tetapi dia telah tercemar
Oleh para penyamar
Yang semaunya yang seenaknya
Segampang menyentuh layar
Tak peduli itu pinus maupun belukar
Hutanku tak lagi kekar dan besar
NAMANYA HUJAN
(Mashita Inayah R)
Malam kabur membawa kabar
Pagi telah berkibar
Mentari melamun tersenyum
Diiringi lagu lesung yang mengalun
Mencari bising trotoar yang terdengar
Kulangkahkan kaki berapa bait
Belum juga pagi bernyanyi
Tamu telah datang
Mencuri garam dari pagiku
Hingga hambar rasanya
Mencuri canda dari halamanku
Hingga senyap merayap
Namanya hujan
Rumahnya diatap langit
PUISI ALAM
(Fransisca Pintaku UC)
Coba buka mata dunia
Ingatkah amanat luhur sang leluhur
Puisi alam bercerita
Tahukah matahati matahari ingin
berkata
Dunia sudah tua
Masih saja kau cemari
Ini bukan warisan, teman!
Ini titipan nenek moyang untuk
generasi mendatang
Apa tega kau lihat anak cucu
menderita
Karena amal perbuatan tercela
Surga dunia kau buat neraka
Memang kini akibatnya belum seberapa
Tapi nanti baru tahu rasa
PAGI
(Isabella Megananda M)
Mentari pagi tampakkan diri
Bangunkan insan dari mimpi
Burung bernyanyi saling mengisi
Menyapa pagi girang menari
Senandung senang tenang terdengar
Permata kecil tampak indah berbinar
Oleh pancaran terang dari sinar
Tetes embun sejuk menebar
Bunga-bunga mekar merekah
laksana mahkota cantik nan indah
jarum-jarum hijau menancap basah
pesona alamku hilangkan gundah
angin berlalu biru merayu
berhembus halus mmenembus kalbu
pembawa tawa pengusir sendu
fajar mekar melahap gelap kelabu
bulan sembunyi sunyi menepi
bintang meredup terhirup sepi
cantik menarik mentari menari
inilah salam alam pagi
BUNGA MELATI
(Afrisnaini Hanna K)
Oh bunga melati
Harummu semerbak wangi
Warna putih bersih, sebersih kapas
putih
Indah nan cantik berterbangan kesana
kemari, Turut hinggap menghiasi
Oh bunga melati
Bulir-bulir embun ikut menyejukanmu,
Selalu kusanjung dengan manja Bak semenanjung penuh keindahan
Dalam ruas-ruas kelopak nan halus,
Aku melebur terpesona
Dalam keindahan aku terdiam, Hanya
ada kesejukan yang memeluk raga
Oh bunga melati
Sangat sedap dipandang
Harum wangimu menggambarkan kedamaian
Semua yang ada padamu mengundang kegembiraan
PARU-PARU DUNIA
(Anisa Puspa D)
Malangnya nasibmu
Bak anak jalana tak punya
perlindungan
Seketika kehidupan berubah karenamu
Karena ulah manusia bodoh yang
menebangmu
Pisau mesin telah membunuhmu
Kokoh tinggi menjulang kini tak lagi
nampak
Penyejukku hilang seketika ditangan
manusia
Dulu kau dipertahankan sekarang
justru disia-siakan
Bagaimana nasibmu dikemudian hari?
Hijaumu telah tumbuh gedung-gedung
besar
Kawasan hijau rindang telah menjadi
perkebunan
Jangan salahkan tuhan jika terjadi bencana
Jangan salahkan pohon jika tak ada
lagi penyejuk kehidupan
ALAM
(Agi Alia P)
Kicauan indah menjalankan telinga
Keindahanmu mngerakan mata
Bak indahnya ditaman surga
Wahai pencipta alam
Keagunganmu sulit kupendam
Dari siang hingga malam
Pesonanya tak pernah padam
Walau banyak orang terpesona
Walau banyak orang terkesima
Tetapi kita tetap harus menjaga
Agar keindahannya takkan sirna
INDAHNYA DUNIA
(Yanuari Fitrianingsih)
Sang mentari telah datang menghampiri
Aku harus segera pergi dari alam ini
Untuk siapkan diri merintis hari
Berdiri tegak menantang rintangan
hari ini
Kucoba mantapkan langkahku
Kabut tebal seakan enggan pergi dari
alamku
Suara pesawat kicau menyambutku
Bak alunan lagu syahdu menyentuh
kalbu
Senandung alam sejenak membuatku
terpaku
Seakan semua ini hanya untukku
Kuingin waktu berhenti berdetak
sejenak untukku
Agar aku bisa selalu rasakan indahnya
alamku
Desir pasir yang berirama
dipegunungan
Daun-daun yang menari-nari didahan
Begitu nyaman dan indah rasanya
Bak taman bunga disurga sana
Kusiap berlari untuk habiskan hari
Kugantungkan setinggi langit mimpi
diri
Kan kugapai nanti dilain hari
Kuprsembahkan hanya untukmu negri
Sang surya telah selesaikan tugasnya
Ratu malam siap menggantikannya
Ditemani ribuan berlian diangkasa
Membuat semua orang terperangah
melihatnya
Kutelah lelah jalani hari ini
Kuistirahatkan sejenak diri dan hati
Untuk lanjutkan tugas esok hari
Sejenak akan berpetualang diindahnya
alam mimpi
Dibawah megahnya angkasa raya
Didalam hangatnya selimutku berdoa
Terima kasih ya allah atas semua
Atas rahmat dan hidayahnya
SUASANA ALAMKU
(Aidha Hanun S)
Sang surya mulai datang
Samudra angkasa luas terbentang
Ditemani kapas-kapas tak bernoda
Terbang melayang dijagad raya
Ketika angin mulai berbisik
Ketika rumput bergoyang riang
Kicauan burung bernyanyi gembira
seperti membawaku terbang dengannya
sekarang mulailah cahayamu memudar
tak lagi kuat tak lagi kekar
mulai melemah dan tak terarah
bagai manusia tak berdarah
rembulan mulai menjelang
bintang berlian ikut datang
angin bernyanyi memecah kesunyian
malam
menambah suasana menjadi seram
kini suasana malam telah berlalu
kini mulai datang hari baru
tak ada langit hitam ataupun kelabu
yang ada hanya matahari tersenyum
padaku
SUNGAI
(Indah Pitaloca S)
Saat aku berjalan
Dipinggiran sungai dan hutan kecil
Aku mendengar gemericik suara air
Aku berjalan semakin dekat dengan
suara gemericik
Kulihat sungai yang sangat jernih
Dan menggembul bebatuan
ditengah-tengah sungai
Seperti sekumpulan kura-kura bermain
air
SABDA ALAM
(krismia Rohmanurfitria)
Fajar berpijar bersama materi mentari
menari
Selang waktu kududuk bersilang kaki
Menikamati nada sendu syahdu merayu
pagi
Ditemani untaian salam alam kini
Sendiri berseri bersama hangatnya
mentari bersemi
Awali hari bak prameswari belajar
sendratari
Seketika, waktu setengah berlalu
Ia tepat menatap mengatapku
Seolah berjalan tanpa kawan
Sambil tenggelam menyelam malam
Kini, fajar tlah bersembunyi
Berlian silau malam pun menyapa sunyi
Cahaya samarmu menemani sepi
Bersama intan pecah bertebar rapi
Hitam hantam terang ancam remang
Kerlap gelap mengalap senyap
Terdiam daku menepis nafas
Terlupa diriku pejam mata
Tak dapat berkata kala kujumpa
Tidur berbunga oleh sang maha kuasa
MENANTI
(Irma Herawati)
Kupandang hamparan ladang
Membiru membentang
Kuhirup aroma khasnya
Bertengger mentari diujung pandang
Berhias fatamorgana surga
Menyilaukan dan menenangkan
Kudengar gesekan tangan
Nyiur melambai mendayu-dayu
Pilu dan sedihnya kurasakan
Lampu pasir putih dinyalakan
Cahaya bulat dipantulkan
Oleh dewi rembulan
Nafasku hembuskan, dalam
Dibawah naungan kelam malam
Hitam mulai mengerucut
Putih segera datang tanpa pengecut
Untuk sebuah nama
Rindu ini kupertahankan
Esok, saat kita bersama
Kisah ini, akan kuceritakan
HATI
(Amelisa Sekar L)
Selayang pandang terbang
melayang
Angan tangan menggapai
kenangan
Kelam kelabu malam ku
abaikan
Demi sebuah secercah
harapan
Dalam
hitam gelap malam melawan sepi
Bersama
rasa tak terbendung ini
Terkubur
sejuta kenangan tak dapat terulang
Kisah
kasih terkhianati
Menjadi lautan api emosi
Tergoreskan luka dihati
Lenyap senyap sebuah mimpi
Mencoba menghentikan mimpi
Rindu
sendu berpadu satu menyerbu
Andai
kau datang kembali
Membawa
sebuah harapan
Menaburkan
keping mimpi suci
Tebing terjal tinggi
menanti
Untuk dilewati dengan hati
Perih sedih menanti
kembali
Seperti menunggu asin
menjadi manis air laut
Dunia
tak mengerti rasa ini
Merah
marah menyala tak lagi ramah
Hati
hati dengan hati yang mudah tersakiti
Dewi
fortuna tak lagi disisi
Mungkin tak kan kembali
lagi
Tersisa buang bayang
harapan
Mungkin kembali setelah
aku pergi
Menjauh
dengan berat beban hati ini
Deburan
ombak pucat pasi pasir mengiringi
Ku
harap kau mengerti menghargai rasa ini
KUASA YANG KUASA
(Almira Danumaya)
Ufuk timur fajar bersinar
Malam hitam kelam hilang
Muncul bayang hitam kelam
Hulu hilir air mengalir
Kemercik berisik musik air
Daun tipis menangis
Menantikan sinar fajar
Hembus sesaat berbisik tentang alam
Gedung hijau pencakar langit
beralambaikan
Melambai mengundang burung datang
Bertengger membuat sangkar
Burung lepas landas
Diatas kapas biru nan kelabu
Menikmati bumi kami
Senang riang rasa mereka
Sungguh luas alam semesta kita
Sungguh esa kuasa engkau yang maha
kuasa
Semoga manusia menjaganya
INDAHNYA MALAM
(Asy Shifa Wijayanty)
Mentari tenggelam
Menandakan datangnya malam
Kabut hitam kelam
Menyelimuti indahnya bulan
Satu persatu hewan malam
Mulai berhamburan
Berlomba nyanyi
Seakan berkompetisi
Puluhan cahaya berterbangan
Ratusan suara bermunculan
Ribuan intan bercucuran
Menghiasi seluruh alam
Hanya kata yang kusampaikan
Hanya doa yang kulantunkan
Terima kasih tuhan
Telah ciptakan keindahan
HUJAN
(Nuraini Shinta D)
Pagi datang bersama senter abadi
Menyinari bumi pertiwi
Memberi semangat pagi hari
Kusambut pagi dengan senyuman
Kau selalu menampakkan senyumanmu
Tanpa kau, jemuran tak akan kering
Tanpa kau fotosintesis takkan
berjalan manis
Tapi awan mendung datang
Datang dengan wajah menantang
Menyembunyikan sinar mentari yang
menyinari
Mengeluarkan petir yang menggelegar
Kau juga mengeluarkan tetesan air
mata
Tapi bagiku tetesan ar matamu berkah
yang melimpah
HUJAN
(Annis Nurcasanah)
Bulu-bulu domba mulai bergabung
Sang surya tertutup mendung
Tetes berlian jatuh diatas gedung
Terdengar lagu yang bersenandung
Orang-orang buru-buru pulang kerumah
Si hijaupun mulai basah
Ada juga yang mendapat berkah
Payung bersama kaki yang melangkah
Suara guntur menggelegar
Jendelapun bergetar
Seiring kilat yang menyambar
Tetes berlian mulai berhenti
Terlihat celah mendung yang menutupi
Cahaya mentari mulai kembali
Burung-buurung mulai bernyanyi
Melanjutkan aktifitasnya kembali
DIBAWAH REMBULAN
(Rizka Febriani F)
Sinar sirna musnah sudah
Sang lampu abadi lenyap dalam senyap
Panas api melebur sepi
Seribu bayang terbang melayang
Langit berombak tak lagi nampak
Angin berbisik serasa terusik
Langit cemerlang bertabur bintang
Membentuk rasi nan serasi
Dewi malam terang benderang
Remang-remang kunang-kunang
Dingin malam berkabut kelam
Gemericik air mengalir
Suara jangkrik mengerik
Suara halilintar menggelegar
Alunan musik syahdu
Menyatu haru berpadu rindu
Menggebu-gebu menusuk kalbu
MALAM YANG KELAM
(Cicilia Annisatul M)
Matahari telah lelah tuk menyinari
Dan tergantikan oleh seorang dewi
Yng berkuasa dimalam hari
Tuk menyinari bumi ini
Namun...
Senyum sendumu semakin senyap seiring
waktu berselang
Kapuk-kapuk mendung menumpuk
membendung cahaya malam
Tak ada bintang benderang yang
gemilang
Yang membuat malam ini menjadi kelam
Tak kudengar suara yang berbunyi
Katak dan burung hantu bersembunyi
Jangkrik pun tak ada yang bernyanyi
Malam ini menjadi kelam, kerlam, senyp
dan sunyi
BUMIKU
(Novi Umami)
Senter dari timur telah datang
Bunga tidurku hilang
Kusambut gemercik air bening
Yang tak pernah hening
Lantunan berbeda pesawat bernyawa
Kini menyapa
Seakan ingin mengungkap kata
Dibalik makna
Ya, tanah ini suah berbeda
Lihat saja!
Kayu hitam, tanah gesang,
Bergandengan tangan dengan si merah
tak padam
Tangan si kuning itu beraksi
Raksasa kaki empat itu berdiri
Tindas landas bablas tak henti
Mata mulut ini kan jadi saksi
Bumiku sakit hati
Kini ia malu untuk bercermin diri
Dan tak tahu
Kelak esok ia akan hidup lagi
Atau mati?
Lihatlah kemari!
Aku dan kawanku berdiri berjanji
Membela bumi pertiwi
SENDU
(Novi Umami)
Kerlap kelam dipangkuan sang dewi
malam
Terpaku hati remuk redam
Merunduk merungkuk terpuruk
Isak tangis mengiris habis
Letih memandang wajah hari
Luluh lantahkan hidup ini
Tegakkab takdir siwa
Diatas takdir brahma
Berpeluk rindu mengadu merayu
Sesakkan kalbu hingga layu
Bersandar satu nama didalam kenangan
Melayang bayang menghantui
Tanpa gores arti
Apalah arti rindukku ini
Bernaung sendu sedan sendiri
Meratapi hari sepi
Kutatap kenangan itu lamat-lamat
Hingga bisa dikatakan “TAMAT”
KUSAMBUT MENTARI PAGI
(Febrian Anandika)
Raja siang bersinar dipagi hari
Terang menyinari bumi
Burung-burung menari
Untuk menyambut datangnya pagi
Hembusan angin berbalut kasih
Membuatku nyaman dan tentram
Ku tak kuasa menyaksikan indahnya
kilauan alam
Hanya senyum kegembiraan yang
kutunjukkan
Ya Allah...
Betapa besar karuniamu
Kami bersyukur atas berkat dan
rahmatmu
Jadikanlah alam semesta
Damai, aman, tentram dan sejahtera
DERITA BURUNG
(Samsu Badriawan)
Hendak kemana burung yang luka
Istirahatlah dulu saja
Dalam sangkar sementara
Hingga kering luka yang kau derita
Hendak kemana burung yang luka
Tinggal disini saja kita bersama
Diluar tak ada lagi yang bisa kau
mangsa
Sawah telah ditanami gedung-gedung
raksasa
Tak usah mengembara
Nanti kembali terluka
Jangan kau paksakan untuk terus
berlari
Bila luka dikaki belum terobati
Ku berharap kau bisa cepat terbang
Sembari ku melihat kapas melayang
Buah-buah yang bergelantungan
Tak lupa berpesan
Manusia...
Di hatimu dan di lidahmu kami
berharap
Suara kami...
Tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu dan jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang
Jangan hanya diam
Kau harus berani
Tertunduk biduk dikelokkan, tertunduk
kata dipikiri
Mengubah isi dunia ini
Menjadi kehidupan yang berarti
Andai kau tahu
Hidup kami bagaikan langit runtuh
bumi cair
Air yang berhenti mengalir
Hidup yang tersingkir
HUTAN
(Evan R T)
Kutatap ciptaan sang Ilahi
Yang membuat hutan seluas ini
Tempat indah nan berseri
Nafasmu kehidupan bagi kami
Tapi kini rusak seperti tanah mati
Berpita putih, sepatu hitam
Kau rusak inti alam
Dulu indah sekarang kelam
Alampun menjadi merah padam
Sehingga membakar habis sampai dalam
Asap-asap membakar
Gunung-gunung bergetar
Badai dan petir menyambar
Ombakpun berkobar-kobar
Ku berharap agar Ilahi bersabar
MANUSIA LAUT
(Ikhwana Urfan S)
Deburan ombak berteriak
Angin semilir terus mengalir
Bola berpijar mulai bersinar
Nelayan datang dengan senang
Menuju lautan penuh pasir
Membawa ikan hasil jaringan
Ditimbang dan dilelang
Ditawarkan keorang-orng
Berharap memberi uang
KABAR PAGI
(Hani Zulfihar)
Hari telah berganti
Mentari berseri menyambut pagi
Memulai menyinari bumi
Tak lelah diri
Tak berhenti
Kulihat awan sepenuh melati
Udara sejuk kunikmati
Setetes embun membasahi daun
Burung terbang bersama kupu-kupu
Menghiasi langit biru
Hinggap dipohon rindu
Kicauan indah terdegar merdu
Indahnya mempesona
Bak indahnya taman surga
Aku akan menjaganya
Agar tidak sirna
DEWI MALAM
(Hanifah Nurrahmawati)
Bulat terang ditengah alam petang
Disekelilingi ribuan berlian
Sinar putih terang dibawah awan hitam
Terang cerah kala malam
Tak pernah lelah kau pancarkan
Tak pernah surut kau bersinar
Menebarkan secercah cahaya dalam
gulita malam
Indah rupamu bak mutiara
Melihat cahayamu
Membuatku senang, tenang dan nyaman
Ingin kugapai cahaya terangmu
Agar hatimu terang benderang
sepertimu
BINTANG PALING TERANG
(Hasna Fatin A)
Langit yang hitam, brubah secara
perlhan...
Seketika, mengiringi langkah sang
raja bintang
Seketika... cahaya mulai datang
Membimbing manusia untuk melakukan
pekerjaan
Termangu diatas temani awan
Namun.. ia terus memberikan kekuatan
Memenuhi kebutuhan
Manusia, tumbuhan dan juga hewan
Panas.. memang!
Tapi, itu sangat dibutuhkan
Dialah..
Bintang paling terang
Hingga petang menjelang
Tibalah saatnya dia pulang
Berpamitan dengan kawan-kawan
Ia berjanji..
Esok akan datang lagi
BENTANGAN HITAM LEGAM
(Hasna Fatin A)
Sore lelah, akupun datang
menggantikan
Walau memang, ku tak diharapkan
Tapi ini.. perintah tuhan
Ku hanya bisa jalankan
Mungkin ini.. sudah takdirku
Hanya bisa.. duduk termangu
Kubiarkan sejuta kawanku
Menyewaku untuk sementara waktu
Sering aku dihiraukan..
Tak diuntungkan... diantaranya
Senang.. sedih seenaknya
Teman panjang yang mereka andaikan
Hebat! Yang mereka rasakan
Tanpa sadar, kawn mereka hanya
sekecil tengu
Tidak pantas untuk dibandingkan
kawanku
Indah nan terang bermilyaran
kelipatan
Jauh dari itu..
Kutetap bangga pada diriku
Menunggu sampai mereka tahu
Tokoh utama.. ini aku!
SALJU BERSAMAMU
(Aisyah Luthfia F)
Kududukan tubuh ini yang menggigil
kedinginan
Dingin angin malam terasa
menusuk-nusuk tulangku
Menembus lapisan-lapisan tebal yang
menutupi tubuh ini
Dinginnya udara yang menghampiriku
tanpa permisi
Kutatap jalanan dari balik jendela
ini
Kini jalanan dikotori oleh gundukan
putih
Yang tinggi menjulang menutupi
jalanan ini
Kristal bening beku yang tak pernah
kuundang
Aku ingin memiliki hati bening
sebening dirimu
Lembut selembut teksturmu putih
seputih warnamu
Ingin rasanya aku menyimpanmu
Untuk kutunjukkan pada kawan
disebrang sana
Secangkir kopi hangat yang kini
menemaniku
Tak lupa lantunan musik jazz yang
kini menemaniku
Udara dingin yang ikut berdendang
bersamaku
Meghangatkan tubuh dan duniaku
Kabut-kabut mulai menutupi sebagian
kaca
Kunodai kaca itu dengan sentuhan
lembutku
Kutuliskan keinginanku ditahun depan
Kuberharap dapat melihat salju
bersamamu
TUGUKU
Maksud apa anggap ‘tuguku’
Jika tiada makna terseru
Maksud apa arti memiliki
Jika tak dibudayai
Maksud apa diangkuhi
Jika lidah yang didapati
Milik siapa tugu ini?
Jogja punya tiada lain
Anda sebut ‘ini tuguku’
Sama arti ‘ini jogjaku’
Budayakan ‘tugu kami’
Sama arti
Budayakan ‘jogja kami’
Manunggaling kawulo gusti, simbolnya
Titik nol kilometer, letaknya
Tugu pal putih, julukannya
Sumbu imajiner, sejarahnya
‘Tuguku’, anggapnya
Tugu Jogja
by: Krismia R dan Dhea M
TUGUKU
Maksud apa anggap ‘tuguku’
Jika tiada makna terseru
Maksud apa arti memiliki
Jika tak dibudayai
Maksud apa diangkuhi
Jika lidah yang didapati
Milik siapa tugu ini?
Jogja punya tiada lain
Anda sebut ‘ini tuguku’
Sama arti ‘ini jogjaku’
Budayakan ‘tugu kami’
Sama arti
Budayakan ‘jogja kami’
Manunggaling kawulo gusti, simbolnya
Titik nol kilometer, letaknya
Tugu pal putih, julukannya
Sumbu imajiner, sejarahnya
‘Tuguku’, anggapnya
Tugu Jogja
by: Krismia R dan Dhea M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar